Basic Input Output System (BIOS)merupakan
sebuah software (ditulis dalam bahasa assembly) yang mengatur fungsi dasar dari
perangkat keras (hardware) komputer. BIOS tertanam dalam sebuah chip memory ROM
ataupun Flash Memory berbahan Comlpimentari Metal Oxide Semiconductor
(CMOS)yang terdapat pada motherboard. Sebuah baterai yang biasa disebut sebagai
baterai CMOS berfungsi untuk menjaga agar tanggal dan settingan lainnya yang
telah kita set pada BIOS tidak hilang atau kembali ke konfigurasi awal meskipun
komputer dimatikan.
*
Fungsi BIOS
Fungsi utama BIOS adalah untuk memberikan
instruksi yang dikenal dengan istilah POST (Power On Selft Test) yaitu perintah
untuk menginisialisasi dan identifikasi perangkat sistem seperti CPU, RAM, VGA
Card, Keyboard dan Mouse, Hardisk drive, Optical (CD/DVD) drive dan hardware
lainnya pada saat komputer mulai booting.
*
Cara Kerja
BIOS
Cara kerja BIOS adalah dimulai dengan proses
inisialisasi, dimana dalam proses ini kita bisa melihat jumlah memory yang
terinstal, jenis hardisk dan kapasitasnya dan sebagainya. BIOS kemudian akan
mencari, menginisialisasi dan menampilkan informasi dari Graphics Card.
Kemudian akan mengecek device ROM lain seperti hardisk dan kemudian melakukan
pengetesan RAM yaitu memory count up test. Setelah semua test komponen berhasil dilakukan, BIOS
kemudian akan mencari lokasi booting device dan Sistem Operasi.
Untuk mengakses BIOS dapat kita lakukan
dengan menekan tombol tertentu (biasanya tombol Delete atau F2) pada Keyboard
pada saat pertama kali komputer dinyalakan. Akan terdapat tulisan misalnya
"Pres F2 to enter setup", maka langsung saja tekan tombol F2 agar
bisa masuk ke pengaturan BIOS.
Cara seting atau konfigurasi BIOS ini
berbeda-beda tergantung dari vendor pembuatnya, disini saya akan menampilkan
menu-menu pada BIOS yang umum kita temui yaitu Phoenix Award BIOS. Menu utama
pada BIOS ini adalah :
·
Standard CMOS Features, untuk seting tanggal dan melihat
hardisk yang terdeteksi, dll.
·
Advanced BIOS Features, pengaturan boot device priority (pilihan device untuk pertama booting)
dapat diset disini.
·
Advanced Chipset Features.
·
Integrated Peripherals.
·
Power Management Setup, pembagian tegangan untuk
masing-masing periferal dimana ini sering digunakan untuk overclocking.
·
PnP/PCI Configuration,
mengkonfigurasi clock/kecepatan dari setiap perangakat yang terpasang pada port
PCI/PnP,misal vga pci ,lancard pci, wirelles port pci, HDMI,dll.
·
PC Health Status, kita bisa cek temperatur dan tegangan
dari Power Suplly disini.
·
Load Fail-Safe Defaults
(Load Factory Setting), pilih menu ini untuk mengembalikan seluruh setingan ke
mode asalnya (default).
·
Load Optimized Defaults, mengembalikan settingan optimal
yang direkomendasikan oleh bawaan pabrik.
·
Set Supervisor Password, memberi kata sandi agar tidak sembarangan user mampu
mengubah-ubah settingan BIOS.
·
Set User Password.
·
Save & Exit Setup, menyimpan settingan BIOS lalu
keluar.
·
Exit Without Saving , keluar dari layar bios tanpa
menyimpan settingan.
*
Cara Setting BIOS
1. Setelah masuk ke BIOS .
Pada tampilan pertama akan ada pemberitahuan
mengenai hardware yang ada pada laptop atau komputer. Hal ini ditujukan untuk
mengecek apakah hardware kita terbaca dan bekerja dengan baik pada laptop.
2.
Pada tampilan ke
2 "Tab Main" akan ada setting waktu dan tanggal. Kemudian ada lagi
pemberitahuan mengenai kapasitas RAM laptop. Kemudian ada pengaturan lainnya.
3.
Pada tampilan 3
"Tab Security" digunakan apabila teman-teman ingin memberikan password
pada BIOS.
4. Pada tampilan 4 "Boot" akan
digunakan untuk mengatur booting pada laptop atau komputer. Biasanya sebelum
menginstal ulang, pengaturan BOOT lah yang terlebih dahulu disetting.
5. Pada tampilan terakhir akan ada pemberitahuan
mengenai Exit dan Save BIOS.
BIOS, singkatan dari Basic Input Output
System, dalam sistem komputer IBM PC atau kompatibelnya (komputer yang berbasis
keluarga prosesor Intel x86) merujuk kepada kumpulan rutin perangkat lunak yang
mampu melakukan hal-hal berikut:
1. Inisialisasi (penyalaan) serta pengujian
terhadap perangkat keras (dalam proses yang disebut dengan Power On Self Test,
POST)
2. Memuat dan menjalankan sistem operasi
3. Mengatur beberapa konfigurasi dasar dalam
komputer (tanggal, waktu, konfigurasi media penyimpanan, konfigurasi proses
booting, kinerja, serta kestabilan komputer)
4. Membantu sistem operasi dan aplikasi dalam
proses pengaturan perangkat keras dengan menggunakan BIOS Runtime Services.
BIOS menyediakan antarmuka komunikasi tingkat
rendah, dan dapat mengendalikan banyak jenis perangkat keras (seperti
keyboard). Karena kedekatannya dengan perangkat keras, BIOS umumnya dibuat
dengan menggunakan bahasa rakitan (assembly) yang digunakan oleh mesin yang
bersangkutan.. Istilah BIOS pertama kali muncul dalam sistem operasi CP/M, yang
merupakan bagian dari CP/M yang dimuat pada saat proses booting dimulai yang
berhadapan secara langsung dengan perangkat keras (beberapa mesin yang
menjalankan CP/M memiliki boot loader sederhana dalam ROM). Kebanyakan versi
DOS memiliki sebuah berkas yang disebut "IBMBIO.COM" (IBM PC-DOS)
atau "IO.SYS" (MS-DOS) yang berfungsi sama seperti halnya CP/M disk
BIOS. Kata BIOS juga dapat diartikan sebagai "kehidupan" dalam
tulisan Yunani (Βίος).
*
Komponen BIOS
Dalam BIOS, terdapat beberapa komponen dasar,
yakni sebagai berikut:
Contoh
dari CMOS Setup (Phoenix BIOS)
a. Program BIOS Setup yang memungkinkan pengguna
untuk mengubah konfigurasi komputer (tipe harddisk, disk drive, manajemen daya
listrik, kinerja komputer, dll) sesuai keinginan. BIOS menyembunyikan
detail-detail cara pengaksesan perangkat keras yang cukup rumit apabila
dilakukan secara langsung.
b. Driver untuk perangkat-perangkat keras dasar,
seperti video adapter, perangkat input, prosesor, dan beberapa perangkat
lainnya untuk sistem operasi dasar 16-bit (dalam hal ini adalah keluarga DOS).
c. Program bootstraper utama yang memungkinkan
komputer dapat melakukan proses booting ke dalam sistem operasi yang terpasang.
*
ROM dan NVRAM
BIOS juga sering disebut sebagai ROM BIOS
karena pada awalnya BIOS disimpan dalam chip memori hanya baca (ROM) dalam
motherboard. Mengapa disimpan di dalam ROM, adalah agar BIOS dapat dieksekusi
pada waktu komputer dinyalakan, tanpa harus menunggu untuk menyalakan perangkat
media penyipanan terlebih dahulu (yang memakan waktu lama). BIOS dalam komputer
PC modern disimpan dalam chip ROM yang dapat ditulisi ulang secara elektrik
atau Flash ROM. Oleh sebab itu, sekarang sebutan Flash BIOS lebih populer
dibandingkan dengan ROM BIOS. Berikut ini adalah beberapa chip ROM yang
digunakan sebagai tempat penyimpanan BIOS.
Tipe ROM
|
Cara penulisan
|
Dapat dihapus
|
Jenis BIOS
|
Tidak
|
ROM BIOS
|
||
PROM Writer
|
Tidak
|
ROM BIOS
|
|
EPROM/PROM Writer
|
Ya, dengan menggunakan EPROM
Rewriter atau menyinarinya dengan sinar ultraviolet tepat pada lubang kuarsa
bening.
|
ROM BIOS
|
|
EEPROM/EPROM/PROM Writer
|
Ya, dengan menggunakan EEPROM
Rewriter, atau secara langsung secara elektrik dari papan sirkuitdengan menggunakan perangkat
lunak EEPROM Programmer.
|
ROM BIOS
|
|
EEPROM Writer atau software
yang dapat menulisi Flash ROM
|
Ya, dengan menggunakan EEPROM
Writer, atau langsung secara elektrik dari papan sirkuit dengan menggunakan
perangkat lunak Flash BIOS Programmer.
|
Flash BIOS
|
Tampilan yang dikeluarkan oleh BIOS saat
NVRAM mengalami kerusakan atau saat baterai litiumCR-2032 habis dayanya atau
dicabut dari slotnya
Meskipun BIOS disimpan dalam memori hanya
baca, konfigurasi BIOS tidak disimpan dalam ROM, (hal ini disebabkan oleh sifat
ROM yang statis) melainkan sebuah chip terpisah yang disebut sebagai Real-time
clock (RTC), yang berupa sebuah Non-Volatile Random Access Memory (NVRAM).
NVRAM juga sering disebut sebagai Complimentary Metal-Oxide Random Access
Memory (CMOS RAM), karena menggunakan metode pembuatan CMOS. Karena menggunakan
metode pembuatan CMOS, NVRAM membutuhkan daya yang sangat kecil agar dapat
bekerja. Meskipun disebut non-volatile, NVRAM sebenarnya merupakan sebuah chip
yang volatile, sehingga data yang tersimpan di dalamnya dapat terhapus dengan
mudah jika daya listrik yang menghidupinya terputus. Oleh karena itu, NVRAM
"dihidupi" oleh sebuah baterai (mirip baterai kalkulator atau jam)
dengan bahan Litium dengan seri CR-2032. Sebuah baterai Litium CR-2032 dapat
menghidupi NVRAM selama tiga hingga lima tahun. Jika daya dalam baterai habis,
atau daya yang disuplainya terputus (akibat dicabut dari slotnya), maka semua
konfigurasi akan dikembalikan ke kondisi standar, sesuai ketika BIOS tersebut
diprogram oleh pabrikan. BIOS umumnya memberikan laporan CMOS Checksum Error
atau NVRAM Checksum Error.
BIOS, singkatan dari Basic Input Output
System, dalam sistem komputer IBM PC atau kompatibelnya (komputer yang berbasis
keluarga prosesor Intel x86) merujuk kepada kumpulan rutin perangkat lunak yang
mampu melakukan hal-hal berikut:
1. Inisialisasi (penyalaan) serta pengujian
terhadap perangkat keras (dalam proses yang disebut dengan Power On Self Test,
POST)
2. Memuat dan menjalankan sistem operasi
3. Mengatur beberapa konfigurasi dasar dalam
komputer (tanggal, waktu, konfigurasi media penyimpanan, konfigurasi proses booting, kinerja, serta kestabilan komputer)
4. Membantu sistem operasi dan aplikasi dalam
proses pengaturan perangkat keras dengan menggunakan BIOS Runtime Services.
*
Update BIOS
BIOS kadang-kadang juga disebut sebagai
firmware karena merupakan sebuah perangkat lunak yang disimpan dalam media
penyimpanan yang bersifat hanya-baca. Hal ini benar adanya, karena memang
sebelum tahun 1995, BIOS selalu disimpan dalam media penyimpanan yang tidak
dapat diubah. Seiring dengan semakin kompleksnya sebuah sistem komputer , maka
BIOS pun kemudian disimpan dalam EEPROM atau Flash memory yang dapat diubah
oleh pengguna, sehingga dapat di-upgrade (untuk mendukung prosesor yang baru
muncul, adanya bug yang mengganggu kinerja atau alasan lainnya). Meskipun
demikian, proses update BIOS yang tidak benar (akibat dieksekusi secara tidak
benar atau ada hal yang mengganggu saat proses upgrade dilaksanakan) dapat
mengakibatkan motherboard mati mendadak, sehingga komputer pun tidak dapat
digunakan karena perangkat yang mampu melakukan proses booting (BIOS) sudah
tidak ada atau mengalami kerusakan.
Oleh karena itu, untuk menghindari kerusakan
(korupsi) terhadap BIOS, beberapa motherboard memiliki BIOS cadangan . Selain
itu, kebanyakan BIOS juga memiliki sebuah region dalam EEPROM/Flash memory yang
tidak dapat di-upgrade, yang disebut sebagai "Boot Block". Boot block
selalu dieksekusi pertama kali pada saat komputer dinyalakan. Kode ini dapat
melakukan verifikasi terhadap BIOS, bahwa kode BIOS keseluruhan masih berada
dalam keadaan baik-baik saja (dengan menggunakan metode pengecekan kesalahan seperti
checksum, CRC, hash dan lainnya) sebelum mengeksekusi BIOS. Jika boot block
mendeteksi bahwa BIOS ternyata rusak, maka boot block akan meminta pengguna
untuk melakukan pemrograman BIOS kembali dengan menggunakan floppy disk yang
berisi program flash memory programmer dan image BIOS yang sama atau lebih
baik. Pembuat motherboard sering merilis update BIOS untuk menambah kemampuan
produk mereka atau menghilangkan beberapa bug yang mengganggu.
*
Masa depan BIOS
BIOS telah lama digunakan dalam industri PC,
yakni semenjak IBM PC dirilis pada tanggal 21 Agustus 1981. Karena BIOS masih
berjalan pada modus real (real-mode) yang lambat, maka para desainer PC
bersepakat untuk mengganti BIOS dengan yang lebih baik dari BIOS yaitu EFI
(Extensible Firmware Interface) yang diturunkan dari arsitektur IA-64
(Itanium).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar